Jakarta Hari Ini – Serial “Iteung Kabayan, Beda Zaman Sama Cinta” yang baru saja tayang di MNCTV Official hadir dengan cerita yang memadukan unsur tradisional dan modern. Disutradarai oleh Endik Koeswoyo yang juga menulis skenario bersama Diego Soryandana, serial ini menjanjikan nuansa cerita yang kaya akan makna dan relevansi sosial.
Diproduseri oleh Dety Kristianingrum dan Tatos Fauzi, serta di bawah eksekutif produser Pamriadi dan Sri Hartati, serial ini berusaha menyuguhkan kisah yang menggambarkan kehidupan masyarakat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang masih relevan. Dalam episode perdana, penonton diajak untuk menyaksikan perjuangan karakter utama, Iteung, dalam menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di lingkungannya, sekaligus mengangkat tema gotong royong dan kebersamaan.
Dengan tema yang kuat dan sentuhan lokal yang kental, serial ini berpotensi menjadi tontonan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan moral yang mendalam.
Di episode pertama “Iteung Kabayan, Beda Zaman Sama Cinta”, penonton diajak menyaksikan perjuangan Iteung, seorang ASN muda yang dihadapkan pada masalah pelik terkait sampah yang telah memecah belah warga. Konflik ini terutama dipicu oleh keluarga Ki Salah, yang sering menimbulkan ketegangan di masyarakat.
Namun, Iteung tidak menyerah begitu saja. Ia berusaha membangkitkan kembali nilai Silih Tulungan—sebuah semangat gotong royong dalam budaya Sunda—untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui kerja sama dengan warga, Iteung berhasil menginisiasi aksi gotong royong guna membersihkan lingkungan. Tantangan terbesar Iteung adalah menghadapi sikap skeptis dan sinis dari warga, namun melalui ketekunannya, ia berhasil memupuk kembali rasa kebersamaan dan solidaritas di kampung itu.
Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional seperti gotong royong dalam menghadapi tantangan modern.
Serial ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, yang berupaya mengangkat nilai-nilai kearifan lokal melalui program-program seperti #Sapawarga dan #Jabarmenyala. Kedua program ini berfokus pada membangun masyarakat yang lebih harmonis dengan menonjolkan budaya gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas. Dukungan ini sejalan dengan pesan yang disampaikan dalam serial “Iteung Kabayan, Beda Zaman Sama Cinta,” yang menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Dengan alur cerita yang menginspirasi serta pendekatan yang menyentuh, episode perdana “Iteung Kabayan, Beda Zaman Sama Cinta” sukses menarik perhatian banyak penonton. Ceritanya yang mengangkat isu sosial relevan dengan kehidupan masyarakat masa kini, memberikan pelajaran penting tentang semangat kebersamaan dan gotong royong. Jangan lewatkan episode-episode berikutnya, yang dijamin akan semakin seru dan penuh dengan pelajaran hidup yang bermakna.
(JH)